Blog ini merupakan sebuah dedikasi bagi yang ingin belajar komunikasi & Public Relations, Isi dalam blog ini merupakan hasil sharing dari beberapa blog maupun website yang digunakan untuk ajang belajar bersama

Senin, 28 Maret 2011

KRISIS DALAM PUBLIC RELATIONS



1.    Pengertian krisis

·       Krisis adalah masa gawat atau saat genting yang terjadi pada momen – momen tertentu dan dapat merupakan suatu titik balik.

·       Apabila ditangani dengan baik dan tepat waktu, momen itu mengarah pada situasi membaik dan sebaliknya apabila tidak segera ditangani, krisis mengarah pada situasi memburuk, bahkan dapat berakibat fatal.

·       Krisis dapat terjadi melalui beberapa peristiwa. Jenis krisis dapat digolongkan antara lain :
1.    Kecelakaan industri,           2. Masalah lingkungan,
3.  Masalah perburuhan,          4. Masalah produk,
5.    Masalah dengan investor,   6. Desas – desus isu,
7.    Peraturan pemerintah,         8.Terorisme.

·       Resiko yang timbul sebagai akibat dari krisis adalah :
1.    Intensitas masalah menjadi meningkat.
2.    Menjadi sorotan public,
3.    Mendapat tekanan penerintah dan pers,
4.    Operasional normal perusahaan jadi terganggu,
5.    Nama baik, produkdan citra perusahaan terancam.

·       Dampak atau efek dari krisis adalah kemelut yang juga merupakan malapetaka atau bencana yang dapat merugikan baik perusahaan maupun masyarakat.

·       Mereka yang harus duduk dalam tim krisis adalah orang – orang yang dapat mewakili kepentingannya, antara lain :
1.    Hukum, ia harus diwakili karena akan sangat banyak melibatkan kepentingan hokum.
2.    Pimpinan tertinggi, mereka harus mengambil keputusan secara tepat.
3.    Pejabat public relations, karena PR harus mempu menggalang dan mengawasi liputan semasa krisis dan sesudah krisis untuk mengembalikan citra perusahaan.
4.    Personal industrial relations, mereka diperlukan karena setiap krisis akan melibatkan tenaga kerja.
5.    Employee Communications, sering dalam krisis tindakan yang diambil hanya pengamanan siaran kepada masyarakatm siaran kepada karyawan jangan dilupakan karena dapat menjadi boomerang (memukul balik).
6.    Petugas kemanan pabrik, merekalah yang berhubungan dengan petugas keamanan untuk menjaga kepentingan penyelesaian krisis.
7.    Kegiatan teknis, sangat diperlukan jika menyangkut karena adanya benda – benda yang beracun dan berbahaya.
8.    Kesehatan medis, diperlukan jika menyangkut karena mereka harus membantu korban- korban yang berjatuhan .
9.    Juru potret, diperlukan pengambilan gambar – gambar baik untuk pelajaran menghadapai krisis maupun untuk kepentingan hokum dan pembelaan.
         10.Kontak dengan media, penunjukan seorang juru bicara, agar seluruh
               keterangan hanya dating dari satu sumber untuk mencegah simpang   
              siurnya keterangan.

2.    Strategi  Krisis

·       Strategi pencegahan : tindakan preventif melalui antisipasi terhadap situasi krisis. PR harus memiliki kepekaan terhadap gejala – gejala yang timbul mendahului krisis. PR dituntut mampu berfikir strategis untuk dapat mengantisipasi, menganalisis dan sekalius memposisikan masalah agar krisis dapat dicegah secara dini.

·       Strategi persiapan, bilamana krisis tidak dapat dicegah sejak dini, strategi persiapan harus dilakukan melalui dua langkah :
1). Perusahaan membentuk tim krisis dan tim ini terdiri dari pimpinan perusahaan, manajer umum, manajer personalia, manajer operasional, manajer keamanan, dan manajer public relaions. Tim ini harus selalu berhubungan baik melalui surat, telepon, atau rapat, dengan seringnya berkomunikasi suasana krisis dapat dipantau dari waktu ke waktu.
2).  Tim harus mendapatkan informasi tentang krisis dengan jelas dan akurat, sehingga pers akan mendapatkan informasi akurat.

·       Strategi penanggulangan, apabila  strategi pemecahan dan strategi persiapan tidak sempat dilaksanakan, langkah terakhir yang diambil adalah strategi penanggulangan. Dalam strategi penanggulangan terdapat langkah – langkah yang harus diambil sesuai dengan kondisi krisis :
     1). Kondisi krisis aktual. Pengamanan yang dilakukan dalam kondisi ini                   melalui tahap – tahap :
          a.  Mengidentifikasi krisis, mencari penyebab timbulnya krisis. Sebab                tanpa mengetahui penyebabnya, penanggulangan krisis menjadi sulit.                          Sebaliknya faktor penyebab diketahui, maka perusahaan dapat                                    memastikan apakah krisis ini dapat ditanggulangi atau tidak.
          b.  Mengisolasi krisis, agar krisis dapat ditangani dengan sebaik mungkin,                         krisis perlu diisolasi agar operasional perusahaan tidak terganggu, agar                            efektivitas penanggulangan dapat ditingkatkan.
          c.  Mengendalikan krisis, agar krisis tidak meluas, krisis harus                                        dikendalikan. Setelah krisis berhasil diidentifikasi, penanggulangan                          dapat dilaksanakan. Itulah penanggulangan krisis.Apabila krisis berhasil               diidentifikasi , artinya krisis berhasil dikendalikan. Dalam hal ini                                    keputusan tepat dan baik harus diambil.

     2). Kondisi kesembuhan, Kondisi ini  merupakan saat dimana perusahaan                     mengintrospeksi mengapa krisis terjadi. Bagi perusahaan yang gagal                               menanggulangi krisis berarti kondisi kesembuhan tidak tercapai, hal ini              akan menjadi masalah bahkan kebangkrutan perusahaan.

3.    Anatomi krisis :

·       Steven Fink, seorang konsultan krisis terkemuka Amerika mengembangkan  konsep anatomi krisis.
·       Tahap – tahap tersebut menurut Fink adalah sebagai berikut :
1.    Tahap prodromal.
·       Tahap prodromal sering disebut juga warning stage karena ia memberi    sinyal bahaya mengenai tanda – tanda yang harus segera diatasi.

·       Tahap prodromal biasanya muncul dalam salah satu dari tiga bentuk ini :
a.     Jelas sekali. Gejala – gejala awal ini kelihatan jelas sekali.      Misalnya, ketika muncul selebaran gelap dimasyarakat, ketika      terjadi kebocoran pipa gas di pabrik, ketika karyawan minta      kenaikan upah, ketika para manager berbeda pendapat secara tegas,      dsb.
b.    Samar – samar. Gejala yang muncul tampak samar – samar      karena sulit mengintrepretasikan dan menduga luasnya suatu      kejadian. Misalnya peraturan pemerintah, munculnya pesaing baru,      tindakan/ucapan pemimpin opini, dsb.
c.     Sama sekali tidak kelihatan. Gejala – gejala krisis bisa tak      kelihatan sama sekali. Perusahaan tidak dapat membaca gejala ini      karena kelihatanya segalanya baik – baik saja.

2.    Tahap  akut.  
·       Inilah tahap krisis. Meskipun bukan awalnya krisis, tapi  gejala – gejala yang samar – samar atau tidak jelas menjadi mulai kelihatan jelas.

·       Krisis yang akut sering disebut sebagai the point of no return. Artinya sekali sinyal – sinyal yang muncul pada tahap peringatan tidak digubris, ia akan masuk ke tahap akut dan tidak bisa kembali lagi

·       Berapa besar kerugian lain yang akan muncul amat tergantung dari para actor yang mengendalikan krisis.

·       Tahap akut adalah tahap antara, yang paling pendek waktunya bila dibandingkan dengan tahap – tahap lainnya. Bila ia lewat, maka umumnya akan segera memasuki tahap kronis.

3.    Tahap kronis.
·       Tahap ini sering disebut sebagai the clean up phase atau tahap recovery atau self analysis.
·       Dalam tahap ini mungkin ditandai dengan perubahan struktural.
·       Seotrang krisis manager harus bisa memperpendek tahap ini  karena semua orang sudah mulai letih.
·       Tahap kronis adalah tahap ternyuh, kadang – kadang dengan bantuan seorang krisis manager yang handal perusahaan akan memasuki keadaan yang lebih baik, dan mendapatkan pujian dari berbagai pihak.

4.    Tahap Resolusi.
·       Tahap ini adalah tahap penyembuhan. Meski bencana besar sudah berlalu, manager tetap perlu berhati – hati karena riset dalam krisis menunjukkan bahwa krisis tidak berlalu begitu saja.

·       Krisis umumnya berbentuk siklus yang akan membawa kembali pada tahap prodmoral.


·       Ketika krisis terjadi, biasanya sinyal berikut ini turut menyertai :
1.    Surprise. Krisis biasanya kedatangannya tidak diharapkan. Ada dua macam bencana, yakni bencana alam dan bencana buatan manusia.
2.    Meluasnya isu.
3.    Eskalasi. Krisis meluas dengan cepat.
4.    Lepas kendali.
5.    Penyelidikan pihak luar meningkat.
6.    Panik. 

·       Dalam mengelola  krisis, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah :
1.    Identifikasi krisis.
·       Dilakukan penelitian, pengumpulan data dan kesimpulan

2.    Analisis krisis.
·       Keahlian membaca permasalan, muali dari analisis secara parsial sampai analisis secara integral yang kait mengait.

3.    Isolasi krisis.
·       Untuk mencegah krisis menyebar luas harus diisolasi, dikarantinakan sebelum tindakan serius dilakukan.

4.    Pilihan strategis.
1.  Defensive stategy (strategi defensif) : mengulur waktu,tidak                          melakukan apa – apa, membentengi diri dengan kuat.
     2. Adaptive strategy (strategi adaptif) : Mengubah kebijakan,                           modifikasi operasional,kompromi,meluruskan citra.
     3. Dynamic strategy (strategi dinamis),strategi ini sudah bersifat agak makro dan dapat mengakibatkan berubahnya karakter perusahaan. Pilihannya adalah : Merger dan akuisisi, Investasi baru,Menjual saham,Meluncurkan prosuk baru/menarik peredaran produk lama,Menggandeng kekuasaan,Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian.
                  
5.    Program pengendalian.
·       Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi generik yang dirumuskan.
·       Umumnya strategi generik dapat dirumuskan jauh – jauh hari sebelum krisis timbul, yakni sebagai guidance agar para eksekutif bisa mengambil langkah yang pasti.
·       Berbeda dengan strategi generic, program pengendalian biasanya disusun dilapangan ketika krisis muncul.
·       Implementasi pengendalian diterapkan pada :
-   Perusahaan (beserta cabang).           - Komunitas.
Industri (gabungan usaha sejenis).   - Divisi – divisi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar